
Manggarai Barat – Ratusan santri, guru, dan tokoh agama mengikuti upacara Hari Santri Nasional 2025 di lapangan Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rahman, Marombok, Rabu (22/10/2025). Upacara dimulai pukul 07.38 Wita dengan tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia.”
Wakil Bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng, M.Kes., yang bertindak sebagai pembina upacara menegaskan, Hari Santri bukan hanya penghormatan terhadap masa lalu, tetapi juga panggilan untuk masa depan. “Dulu santri berjuang dengan bambu runcing, sekarang mereka berjuang dengan pena, pikiran, dan teknologi,” ujarnya.
Menurutnya, perjuangan kini bukan lagi di medan perang, melainkan di ruang digital melawan hoaks, ujaran kebencian, dan radikalisme. “Santri harus hadir di dunia maya sebagai penjaga akidah dan penggerak kebangsaan,” tambahnya.
Usai upacara, kegiatan dilanjutkan dengan Dialog Kebangsaan bertema “Penguatan Nilai Kebangsaan Santri dan Pelajar.” Ketua PC NU Manggarai Barat, H. Ishak Muhamad Jabi, menyampaikan bahwa jihad masa kini adalah jihad dengan ilmu dan akhlak.
Dalam dialog tersebut, Ustaz Ali Akbar mengingatkan pentingnya ilmu yang disertai moral. “Ilmu tanpa akhlak bisa menyesatkan,” katanya. Sementara IPTU Silvester Guntur dari Densus 88 menjelaskan, radikalisme kini tumbuh lewat media sosial. “Terorisme bukan soal agama, tapi penyimpangan tafsir dan ambisi politik,” ujarnya.
Silvester juga mengajak santri memperkuat ketahanan diri dengan memahami ideologi, menjaga emosi, membangun hubungan sosial lintas iman, dan bijak bermedia digital.
Peringatan Hari Santri di Manggarai Barat menunjukkan semangat baru perjuangan santri. Dari bambu runcing ke pena dan teknologi, mereka kini berjuang menjaga kedamaian dan nilai kebangsaan di dunia digital.
“Bangsa ini tak butuh generasi yang sibuk memperdebatkan perbedaan, tapi yang mampu menjaganya dengan kasih dan kebijaksanaan.”





