
Blora – Kekhawatiran menyelimuti warga Desa Gondel, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, menyusul terjadinya longsor parah di tebing Daerah Aliran Sungai Wulung (DAS Wulung), anak sungai Bengawan Solo. Fenomena ini terjadi pasca hujan deras yang melanda wilayah tersebut pada Selasa (20/5/2025) lalu, memicu banjir hingga setinggi 1,5 meter di kawasan permukiman.
Tebing sungai yang longsor kini hanya berjarak sekitar 30 meter dari rumah-rumah warga di Dukuh Sanggar, RT 04 RW 02, Desa Gondel. Warga pun diliputi rasa cemas, takut bencana susulan akan menyeret rumah dan infrastruktur di sekitar bantaran sungai.

Kepala Desa Gondel, Sukohadiwiyono, menyampaikan bahwa ancaman longsor di DAS Wulung bukanlah hal baru.
“Sebetulnya longsor di Sungai Wulung ini sudah terjadi sejak saya kecil, sekitar tahun 70-an,” ujarnya kepada media, Senin (2/6/2025) pukul 12.15 WIB.
“Namun kini kondisinya makin parah, dan desa tidak memiliki dana maupun kemampuan teknis untuk menangani ini,” imbuhnya.
Ali Rokamah, warga yang rumahnya terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 1 meter, mengaku ini adalah banjir terburuk yang pernah terjadi.
“Biasane banjir mboten kados ngeteniki, kok mas. Niki sing paling parah,” tuturnya dalam logat khas Jawa.
Warga berharap, melalui pemberitaan ini, pemerintah daerah maupun pihak terkait segera turun tangan. “Kami mohon ada perhatian dan penanganan serius, sebelum longsor ini menelan korban,” pungkas Sukohadiwiyono.
Sukohadiwiyo berharap, semoga dengan terbitnya berita ini, pemerintah atau pejabat terkait yang ada di pemerintahan daerah ada perhatian dan segera menindaklanjuti.
Diwaktu yang sama warga juga berharap seperti itu.