
Blora – Ketua Lidah Tani, Ngudiyono, menyampaikan keluhan petani tentang anjloknya kuota pupuk subsidi yang mereka terima. Tahun 2023, kelompok tani mereka mendapat jatah sekitar 300 ton. Namun, tahun ini mereka hanya mendapatkan sekitar 100 ton.
Selain itu, kebanyakan anggota Lidah Tani merupakan petani penggarap yang tidak tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH). Akibatnya, mereka tidak bisa mendapatkan jatah pupuk bersubsidi. Sebab, pupuk subsidi disalurkan lewat Kelompok Tani Hutan (KTH).
Ngudiyono menyuarakan problem tersebut saat berbicara di acara Perayaan Hari Tani Nasional ke-60 dan Hari Lahir Lidah Tani ke-20, Selasa 24 September 2024, di Dusun Kedungsambi, Desa Temulus, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora.
Acara tersebut, dihadiri Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Blora, Ngaliman. Ia hadir mewakili Pemerintah Kabupaten Blora, dikarenakan Bupati Kabupaten Blora, H. Arief Rohman berhalangan.
Dalam sambutannya, Ngaliman menyampaikan ucapan Selamat Hari Tani ke-60. Ngaliman juga menyampaikan ucapan Selamat Hari Lahir Lidah Tani yang ke-20 dari Bupati Blora, untuk para petani anggota Lidah Tani.
Ia menyampaikan komitmen Bupati untuk segera menyelesaikan keluhan para anggota Lidah Tani.
Ngaliman menyebutkan, sesungguhnya, realisasi tebusan pupuk oleh petani belum sesuai target bulanan. Ia menyebutkan, sekitar 90 persen dari kuota pupuk, sudah tersedia di pengecer. Dan jumlah ini, belum ditebus oleh petani termasuk anggota Lidah Tani.
“Jadi, bapak ibu semuanya, jika ternyata panjenengan kok belum menebus sesuai dengan kuotanya, coba nanti ditanyakan, karena di pengecer-pengecer atau KPR, itu sudah disediakan pupuk yang mendekati (jumlah) kebutuhan panjenengan, karena 90 persen (belum ditebus-red),” ujarnya.
Selain kuota pupuk, Pemkab Blora juga menyampaikan program pembuatan pupuk kandang yang nantinya akan disosialisasikan melalui kecamatan. Nantinya, petani akan diberikan pelatihan serta pemberian bahan baku pupuk kandang gratis. Diharapkan, akan terjalin kerja sama Pemerintah Kabupaten Blora dengan para petani. Khususnya, Organisasi Lidah Tani agar dapat menghasilkan produk pertanian yang lebih baik lagi.
Dalam acara tersebut, para petani menampilkan beberapa kesenian asli nusantara. Diantaranya, Tayub dan Ketoprak. Kesenian tersebut dipentaskan oleh para petani itu sendiri. Biaya penyelenggaraan juga bersumber dari swadaya para petani, tanpa adanya sumbangan atau pengajuan proposal ke pihak manapun, termasuk instansi pemerintah.