
Blora – Musim panen padi sedang terjadi di Desa Gadon, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora. Para petani pun bisa tersenyum lebar lantaran harga gabah basah cenderung tinggi. Namun demikian, harga gabah basah masih mengalami fluktuasi. Sangat mudah berubah dalam hitungan pekan bahkan hanya dalam hitungan hari.
Menurut pantauan awak CTN di lapangan, desa tersebut merupakan salah satu desa penghasil padi terbesar di Blora. Dalam satu kali panen bisa menghasilkan kurang lebih 300 ton, dan dalam waktu satu tahun bisa panen sebanyak tiga kali. Untuk tahun ini, desa gadon sudah menghasilkan kurang lebih 900 ton padi.
Rohmad, salah satu petani yang ditemui awak CTN menerangkan bahwa, harga gabah basah tahun ini paling tinggi sempat berada diangka Rp 6.400 per kilogramnya.
“Harga gabah (basah) paling tinggi terjadi pada tanggal 25 September 2024. Saat itu dihargai sampai Rp 6.400 per kilogramnya,” ungkap Rohmad saat itu.
“Namun untuk minggu ini, harga gabah basah mulai menurun berada diangka Rp 6.300 per kilogramnya,” tambahnya
Menurut dia, harga sangat dipengaruhi oleh pengepul yang datang ke desa tersebut.
“Kalau harga setiap bakul (pengepul) sebenarnya memiliki harga berbeda. Terkadang mereka bersaing harga, tetapi saat ini harganya sama di Rp 6.300 perkilogram,” bebernya.
Menurut Rohmad, walaupun harga turun Rp 100 dia tetap bersyukur. Apalagi hasil panen juga cukup melimpah meskipun musim kemarau yang terjadi cukup panjang.
“Kalau disini masih enak karena sawah teraliri dengan sumber air [ sible ] dan masih mendapatkan air hujan meskipun saat musim kemarau,” ujarnya.
“Kalau hama yang paling utama mungkin burung emprit yang memakan padi. Tetapi untungnya tidak terlalu berdampak pada hasil panen,” tutupnya.