
Blora – Dalam upaya menegakkan keamanan dan ketertiban masyarakat, Polres Blora melaksanakan Operasi Aman Candi 2025 dengan tegas, berhasil mengamankan lima pelaku premanisme dalam kurun waktu 20 hari sejak dimulainya operasi pada 12 Mei 2025. Operasi ini dipimpin oleh Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, yang menegaskan komitmen pihak kepolisian untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi masyarakat.
Dari lima pelaku yang ditangkap, dua di antaranya merupakan target operasi yang terlibat dalam tindakan pengancaman menggunakan senjata tajam. Aksi mereka terjadi di dua lokasi, Puledagel dan Geneng, yang telah meresahkan warga setempat. “Kami tidak akan memberikan ruang bagi pelaku premanisme yang mengganggu ketertiban masyarakat,” tegas AKBP Wawan dalam konferensi pers di Mapolres Blora, Senin (26/5/2025).
Lebih mengejutkan, tiga dari lima pelaku yang ditangkap adalah oknum wartawan yang terlibat dalam praktik pemerasan, dengan barang bukti uang tunai sebesar Rp4 juta. Penangkapan ini berlangsung di Rumah Makan Mekar Sari, di mana mereka diduga memanfaatkan profesi mereka untuk melakukan intimidasi kepada korban. Tindakan ini tidak hanya mencoreng nama baik profesi jurnalistik, tetapi juga menunjukkan bahwa Polres Blora bertindak tanpa pandang bulu dalam penegakan hukum.
Kapolres Blora menambahkan bahwa Operasi Aman Candi 2025, yang akan berlangsung hingga 30 Mei 2025, mencakup berbagai bentuk premanisme, termasuk parkir liar, pungutan liar, dan kekerasan jalanan. “Selama 15 hari operasi, kami telah menahan lima pelaku, dan ini adalah wujud nyata komitmen Polres Blora untuk melindungi masyarakat dari gangguan keamanan,” ujarnya. Ia juga mengimbau masyarakat untuk melapor jika menemukan aksi premanisme melalui layanan hotline 110 yang siap melayani 24 jam.
Keberhasilan operasi ini mendapat sambutan positif dari masyarakat Blora yang merasakan dampak nyata dari penegakan hukum yang tegas namun humanis. Polres Blora berkomitmen untuk terus melaksanakan operasi serupa demi memastikan wilayahnya bebas dari premanisme, serta menjaga kenyamanan dan iklim investasi bagi para pelaku usaha yang sering menjadi sasaran tindakan preman.